SMKN 12 MALANG BERPARTISIPASI PADA ACARA FESTIVAL MBOIS 3 MALANG: Dalam Rangka Penganugerahan Gelar “Celebrate The Heritage” dan Peringatan Hari Pahlawan
Sabtu, 10 November 2018.
Malam Puncak Festival Mbois 3 berlangsung di Alun-Alun Merdeka Kota Malang. Acara ini digelar dalam rangka penganugerahan gelar “Celebrate The Heritage” dan Peringatan Hari Pahlawan yang Ke-73.
SMKN 12 Malang mengirimkan 18 siswa terbaiknya yang terdiri dari:
1. Puji Lestari X AK-1
2. Vera Senja Lestari X AK-2
3. Fifin Nur F. X AK-3
4. Stefania Audia S. X AK-3
5. Amalia Rizki Maulidia X AK-4
6. Mila Uswatun Khasanah X AK-4
7. Annisa Urrohmah X AK-4
8. Baiq Sharen X TKJ-1
9. Risma Zanuar Fitri XI AK-4
10. Veni Septika XI AK-4
11. Belinda Erviana Wijayanti XI AK-2
12. Ulfa Rahmawati XII AK-3
13. Reginsa Paramita X AK-4
14. Krisna Dwi Ananda Ramadhan X MM-1
15. Dhimas Maulana Yashid XI AK-4
16. Jefry Tri Valentino XI TKJ-1
17. Muhammad Zakaria XI TBSM-1
18. Abi Fadillah XI MM-1.
Mereka berpartisipasi menjadi penari, pemain musik, dan vokalis dalam Drama Kolosal Ki Ageng Gribig.
Drama kolosal ini ditampilkan pada puncak acara Malang Mbois 3, di bawah produksi MALANG CREATIVE FUSION yang disutradarai oleh Muhammad Zaini, S.Pd. (Pak Leo), ide garap Winarko Ekram, S.Sn., koreografer: Rifka Ferdianti, S.M., Tisha Devi Kusuma, S.Pd., dan Refoma Patria.
Selain siswa SMKN 12 Malang, yang menjadi pemain drama kolosal tersebut berasal dari SMKN 1 Malang, SMKN 3 Malang, SMKN 4 Malang, SMK Nasional, dan SMA Bina Mandiri.
Drama kolosal Ki Ageng Gribig menceritakan tentang sejarah lahirnya perjuangan di Kota Malang dimulai dari babat alas.
Ki Ageng Gribig adalah putra Raja Brawijaya ke-12, tokoh yang membidani lahirnya Kota Malang. Dengan semangat juang yang tinggi dan kerja keras, beliau telah mampu menorehkan sejarah sebagai tokoh pendiri Kota Malang.
Drama kolosal ini telah mampu mencuri hati Bapak Sutiaji, Wali Kota Malang terpilih yang baru mengemban amanah selama 99 hari. Dalam pidatonya, beliau menyatakan kebanggaannya terhadap generasi muda Kota Malang yang sangat kreatif dan inovatif. “Generasi Muda harus terus berinovasi. Berbeda itu boleh, namun juga harus ingat bahwa kita satu. Satu bumi pertiwi dan satu Indonesia.”
Festival Mbois 3 ini diketuai oleh Vicky Arif, atas kerjasama Malang Creative Fusion dengan Dinas Perindustrian Kota Malang.
Pagelaran dari Festival Mbois 3 merupakan puncak dari kegiatan selama sepekan mulai tanggal 29 Oktober sampai 10 November 2018.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1. Praworkshop Fashion pada tanggal 29 Oktober 2018 di Rumah MCF (MALANG CREATIVE FUSION).
2. Workshop Fashion dan Workshop Kriya pada tanggal 03-07 November 2018 di Hotel Pelangi dan Hotel Richie Malang.
3. Alun-Alun Menyulam pada tanggal 04 November 2018 di Alun-Alun Kota Malang.
4. Business Matching Pitch Deck Workshop pada tanggal 05-06 November 2018 di DILO.
5. Seminar Nasional pada tanggal 08 November 2018 di Hotel Richie.
6. Pitch Day pada tanggal 09 November 2018 di Hotel Richie.
9. Pameran + Bajar IKM, Idra Shout, Screening Film Arek Malang pada 08-09 November 2018 di Hotel Richie.
10. Pagelaran Awarding Night, sebagai Puncak Perayaan Festival Mbois 3 pada tanggal 10 November 2018 di Alun-Alun Kota Malang.
Berbincang tentang persiapan, Drama Kolosal Ki Ageng Gribig ini dipersiapkan hanya 17 hari saja. Kebetulan SMKN 12 Malang sudah mempersiapkan anak anak hebat yang siap langsung dikirim untuk perwakilan dari masing-masing SMA/SMK se-Malang raya.
Ibu Tisha Devi Kusuma, S.Pd. selaku Pembimbing Ekskul Tari Smechatwolasma berpendapat tentang Penampilan Drama Kolosal Ki Ageng Gribig, “Saya bangga dan senang, karena siswa-siswi SMKN 12 Malang bisa mengikuti Festival Mbois 3 Malang ini. Dalam ajang ini mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman dan ilmu dari luar, tapi mereka juga bisa berinteraksi dengan orang banyak. Beliau yakin bahwa mereka bisa memetik beberapa hal yang bisa membuat bakat mereka semakin berkembang, pengalaman yang semakin banyak.”
Ada pun pesan dan kesan dari Ibu Tisha Devi Kusuma, S.Pd. tentang Drama Kolosal Ki Ageng Gribig ini adalah “Tetap jaga terus semangat, jangan hanya diam stage terus di zona nyaman, kita harus bisa belajar dari pengalaman di hari itu, kita jangan gampang puas dengan penampilan itu, justru dari penampilan itu kita harus lebih giat belajar dan memperbaiki agar lebih baik.
Sedangkan untuk kesan yang disampaikan oleh Ibu Tisha lebih mengarah ke pengapresiasian dan nilai moral serta penciptaan gerakan pada ending. Gerakan itu sederhana, hanya sujud menghadap Allah SWT. Namun, di situ terdapat nilai moral yang disampaikan yaitu “Sujudlah hanya kepada Allah SWT”. Dan pada saat gerakan sujud pada ending drama ini terwujud keserasian antara musik dan gerakan sujud yang membuat momen tersebut menjadi momen yang sakral. Itu semua merupakan ide garap dari Bapak Winarto Ekram, S.Sn.
Selamat untuk teman-teman ekskul tari dan musik! Gali terus potensi kalian! Mari kibarkan nama baik SMKN 12 Malang di mana pun kita berada!
By:MilaTimjurnalistiksmechatwolasma