Menata Kembali Nilai Kebhinnekaan di Balik Isu Rasisme di Kalangan Masyarakat

PEMBAHASAN

Kota Malang, sebagai pusat pendidikan tinggi yang berkembang pesat, menjadi tempat bersatunya mahasiswa dari berbagai latar belakang etnis dan daerah. Mahasiswa dengan beragam ras, suku, dan budaya belajar bersama, menciptakan lingkungan yang kaya akan keberagaman. Namun, ironisnya, keberagaman ini juga membuka celah bagi oknum yang tidak bertanggung jawab dan intoleran menciptakan ketegangan di antara mahasiswa. Salah satu contoh nyata adalah masih terjadinya kasus rasisme dikalangan mansyarakat. Rasisme merupakan suatu pandangan tentang adanya keistimewaan suatu ras tertentu, disisi lain ras tersebut dapat memandang rendah ras lain yang dianggap lebih rendah dari ras yang dimaksud. Kejadian rasisme mencerminkan tantangan dalam memgimplementasikan kebhinnekaan di Indonesia.

 Konflik tersebut menjadi catatan bagi bangsa indonesia untuk dapat melihat ras menjadi segmen prioritas yang harus dijaga dalam mewujudkan kebhinnekaan. Sesuai yang termaktub dalam sila ke 3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia” mengikat setiap elemen bangsa untuk turun dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia agar selalu hidup dalam harmoni perbedaan. Dalam konteks ini, ras tidak boleh menjadi pemisah, melainkan menjadi kekuatan bersama yang memperkaya keseimbangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ras sendiri menurut Undang Undang No. 40 Tahun 2008 tentang Ras & Etnis memiliki arti “golongan bangsa berdasarkan ciri ciri fisik dan garis keturunan”. Hal ini menunjukkan pentingnya pengakuan terhadap keragaman antar ras dalam konteks hukum dan perlindungan hak asasi manusia. Dengan mendefinisikan ras secara jelas dalam Undang Undang, diharapkan dapat memberikan dasar yang kuat untuk melindungi setiap individu dari diskriminasi berdasarkan ras atau etnisnya

Mahasiswa Papua, seperti warga negara lainnya, memiliki hak untuk hidup tanpa diskriminasi berdasarkan ras atau etnis. Namun, realitas yang dihadapi menunjukkan bahwa rasisme masih menjadi masalah yang mengganggu dan merugikan. Konflik ini menyoroti bahwa perjalanan kita menuju masyarakat yang inklusif dan adil masih jauh dari sempurna. Peran pemimpin, baik di level pemerintahan maupun di tingkat masyarakat, menjadi sangat penting dalam mengatasi konflik ini. Mereka harus tampil dengan sikap yang tegas menentang segala bentuk rasisme dan diskriminasi, sambil merangkul semangat keberagaman yang menjadi kekuatan kita sebagai bangsa. Namun, penyelesaian konflik ini tidak hanya bergantung pada tindakan pemerintah atau pemimpin. Setiap individu juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif. Konflik rasisme terhadap mahasiswa Papua harus dijadikan momentum untuk memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kebinnekaan adalah konsep nilai yang mencerminkan keragaman dalam segala aspek kehidupan suatu masyarakat atau negara, diakui dan dihargai sebagai kekuatan bersama yang menyatukan meskipun terdapat perbedaan budaya, agama, suku, dan bahasa. Hal tersebut menjadi landasan utama dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk memupuk harmoni dan kesatuan di tengah keragaman, menciptakan landasan yang kuat untuk menjunjung tinggi nilai nilai pluralitas dalam masyarakat.

Konflik rasisme terhadap mahasiswa Papua harus dijadikan momentum untuk memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kebinnekaan adalah konsep nilai yang mencerminkan keragaman dalam segala aspek kehidupan suatu masyarakat atau negara, diakui dan dihargai sebagai kekuatan bersama yang menyatukan meskipun terdapat perbedaan budaya, agama, suku, dan bahasa. Hal tersebut menjadi landasan utama dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk memupuk harmoni dan kesatuan di tengah keragaman, menciptakan landasan yang kuat untuk menjunjung tinggi nilai nilai pluralitas dalam masyarakat.  Solusi pertama yang harus diterapkan untuk mengatasi konflik ini adalah edukasi dan kesadaran. Penting bagi masyarakat untuk lebih memahami nilai nilai inklusi, menghormati perbedaan, dan menolak segala bentuk diskriminasi. pemerintah setempat, lembaga swadaya masyarakat, dan institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan pesan inklusi dan toleransi kepada generasi muda. Selain itu, penegakan hukum yang tegas harus diterapkan terhadap pelaku tindakan rasialis.

Akhirnya, penting bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali, untuk berkomitmen untuk memerangi rasisme dalam segala  bentuknya. Hanya dengan bersatu dan bekerja sama, kita dapat membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan menghargai keberagaman. Melalui upaya bersama ini, kita dapat mengubah cerita konflik menjadi cerita keberhasilan dalam membangun jembatan kemanusiaan di tengah tengah perbedaan.

KETERANGAN TULISAN

Tulisan ini dibuat untuk memberikan tanggapan dari kasus diskriminasi mahasiswa papua di kota malang yang diambil melui berita yang dimuat dalam website Liputan6.com (https://www.liputan6.com/news/read/4504815/mahasiswa-papua-laporkan-kapolres-malang-terkait-kasus-dugaan-rasisme)p

Ditulis oleh : Alvira Widya Putri