Melihat Indonesia Di Hari Pariwisata Dunia

Menilik ke dunia internasional, banyak hari-hari besar yang dianggap penting dan diperingati setiap tahunnya. Karena dianggap penting, pastinya memiliki asal-usul dan tujuan tersendiri.

Hari Pariwisata Dunia yang diperingati setiap tanggal 27 September pun demikian. Memiliki asal usul dan tujuannya tersendiri. Artikel ini akan mengulas secara umum rekam jejak Indonesia pada momen peringatan Hari Pariwisata Dunia.

Arti Kata Pariwisata

Sebelum membahas mengenai Hari Pariwisata Sedunia, diperlukan adanya persamaan persepsi mengenai arti dari pariwisata. Menurut The World Tourism Organization (UNWTO), pariwisata adalah fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang melibatkan perpindahan orang ke negara atau tempat di luar lingkungan tempat tinggal mereka untuk tujuan pribadi atau bisnis.

Sedangkan menurut Nyoman S. Pendit, pariwisata adalah kegiatan orang-orang yang melakukan perjalanan sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja mereka. Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan seseorang ke tempat tertentu diluar lingkungannya dengan tujuan pribadi atau bisnis.

Awal Peringatan Hari Pariwisata Sedunia

Hari Pariwisata Dunia diperingati setiap tanggal 27 September. Jika dilansir dari Website UNWTO, tanggal tersebut menjadi pembuka jalan dibentuknya PBB Pariwisata atau Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikhususkan untuk promosi mengenai pariwisata dunia.

Pada tahun 1979, Majelis Umum Pariwisata menetapkan hari tersebut sebagai hari Pariwisata Sedunia. Di tanggal ini bertepatan juga dengan diadopsinya Statuta Pariwisata PBB pada tahun 1970.

Gambar : Logo UNWTO
Sumber : Kemenparekraf

Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi

Setelah terjadinya wabah COVID-19, penurunan sektor pariwisata di Indonesia menjadi salah satu imbas yang cukup signifikan. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Tahun 2021, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2020 turun sebesar 75,03 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2019. 

Saat ini, wabah tersebut mulai surut sehingga bisnis pariwisata di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang kembali. Hal ini akan meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.

Perkembangan pariwisata di Indonesia ini didukung penuh oleh pemerintah melalui beberapa strategi. Mulai dari membenahi destinasi wisata, menaikkan tingkat pelayanan terhadap para wisatawan, menciptakan beberapa pariwisata baru, membenahi infrastruktur-infrastruktur, dan meningkatkan promosi pariwisata terhadap masyarakat global.

Contoh promosi pariwisata dari negara adalah dibuatnya program “Wonderful Indonesia” yang bertujuan untuk menunjukkan keindahan dan keunikan destinasi wisata di Indonesia. Seluruh upaya tersebut telah membuahkan hasil yang cukup berkesan. BPS menyatakan bahwa bulan Juli 2024, kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia mencapai 1,31 juta kunjungan dan naik 16,91 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.

Gambar : Statistik Peningkatan Wisatawan Mancanegara
Sumber : Badan Pusat Statistik

Destinasi Wisata Andalan Indonesia

Setelah adanya upaya pengembangan di sektor pariwisata, Indonesia semakin banyak memiliki destinasi wisata yang terkenal hingga mancanegara. Berikut beberapa rekomendasi destinasi wisata tersebut:

Gambar : Gunung Bromo
Sumber : Kompas.com

Gunung Bromo

Gunung Bromo yang terletak di Probolinggo, Jawa Timur ini terkenal akan keindahan sunset dan sunrisenya. Namun ada juga objek atau lokasi yang menarik lagi seperti Padang Rumput Savana, Kawah Gunung Bromo, Pasir Berbisik, dan beberapa lainnya. 

Uluwatu

Tepatnya berada di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Di tempat ini pengunjung dapat menyaksikan tari Kecak yang ditampilkan hari Kamis hingga Minggu pukul 18.00 – 19.00 WITA. Pertunjukan Kecak ini ditampilkan dengan latar Samudera Hindia dan matahari terbenam yang indah.

Simeulue

Simeulue adalah sebuah kabupaten yang berada di sebelah barat Indonesia. Simeulue dekat dengan laut dan ada pulau-pulau kecil yang cantik di sekitarnya. Seperti Pulau Siumat dan Pulau Mincau. Ada pula pantai tersembunyi bernama Pantai Pasir Tinggi yang cocok digunakan untuk surfing. Selain itu juga banyak kuliner yang patut untuk dicoba salah satunya adalah kopi lokal Arabica dan Robusta.

Wae Rebo

Sebuah desa terpencil letaknya di Distrik Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa yang terkenal akan pembangunan kembali rumah adat Mbaru Niang. Mbaru Niang merupakan rumah adat di Wae Rebo yang berbentuk kerucut dan seluruhnya tertutup ilalang lontar dari atap hingga ke tanah. Rumah adat ini memiliki lima tingkat yang setiap tingkatnya dirancang untuk tujuan tertentu. Bagi pengunjung yang beruntung dapat merasakan tidur di dalam rumah adat tersebut.

Pulau Karimunjawa

Pulau indah yang terletak di Jepara, Jawa Tengah ini memiliki pesona bawah laut yang membuat siapapun terpukau. Dalam pulau ini terdapat beberapa pulau – pulau kecil yang dihuni oleh berbagai macam suku. Destinasi wisata yang dapat dikunjungi adalah pantai dan bukti diantaranya ada Pantai Ujung Gelam, Pantai Barakuda, Pantai Batu Topeng, Bukit Love, Bukit Joko Tuo dan masih banyak lagi.

Malioboro

Salah satu destinasi yang menarik karena keunikannya adalah Malioboro. Disaat tempat lain menawarkan destinasi wisata alam, Malioboro menawarkan destinasi wisata belanja berupa pasar. Namun tidak hanya itu, di tempat ini kita dapat menyusuri ruas jalanan Malioboro yang menampilkan suasana keraton. Jika tidak tertarik dengan keduanya, maka kita dapat berkunjung ke beberapa tempat bersejarah.

Tantangan Pariwisata Indonesia

Perkembangan pariwisata yang mengenalkan banyak destinasi wisata di Indonesia kepada wisatawan mancanegara juga turut membawa dampak buruk. Dampak buruk ini dirasakan oleh warga lokal sehingga mengganggu kenyamanannya. Beberapa permasalahan tersebut, yaitu:

Begpacker Yang Meresahkan

Begpacker atau Begpacking merupakan gabungan dari kata Begging yang berarti mengemis dan Backpacking yang artinya bepergian dengan membawa barang-barang di dalam ransel. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan turis yang mengemis untuk membiayai perjalanan wisata mereka. Biasanya para Begpacker ini menuju ke negara-negara dengan penduduk yang ramah seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Untuk mendapatkan uang yang mereka inginkan, Begpacker mau menjalankan segala cara mulai dari kehabisan uang, kehilangan dompet atau uang, dirampok, hingga sakit. Terkadang mereka juga menggunakan beberapa barang untuk menjalankan aksinya seperti menjual kartu pos dan mengamen.

Penyalahgunaan Visa Kunjungan

Visa adalah dokumen resmi yang digunakan sebagai perizinan seseorang untuk masuk ke sebuah negara dengan tujuan dan waktu tertentu. Di Indonesia terdapat beberapa jenis visa, salah satunya adalah visa turis atau visa kunjungan. Visa yang digunakan oleh seseorang untuk masuk ke sebuah negara dalam rangka berkunjung dengan waktu yang terbatas. Visa ini memiliki masa berlaku maksimal 180 hari setelah diterbitkan. Apabila lebih dari waktu yang ditentukan maka hal tersebut akan dianggap sebagai penyalahgunaan.

Salah satu kasus ini terjadi di Bali. Seorang WNA asal Rusia menggunakan visa kunjungannya untuk bekerja sebagai fotografer di Bali. Yang pada akhirnya WNA tersebut ditindak tegas oleh Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar. Kantor Imigrasi memulangkan WNA tersebut ke negara asalnya karena telah melanggar aturan yang berlaku.

Konflik Warga Lokal Dengan Turis

Tak jarang banyak juga para wisatawan yang melanggar kode etik dalam kepariwisataan. Khususnya dalam destinasi Cultural Heritage yang memiliki juru kunci atau pemangku adat. Pada akhirnya hal ini memicu konflik dengan juru kunci tersebut dan beberapa masyarakat setempat. 

Indonesia yang memiliki banyak destinasi Cultural Heritage mengalami peristiwa tersebut. Di Tampaksiring, Bali seorang pemangku adat Pura Tirta Empul terlibat konflik dengan wisatawan yang berasal dari India.

Wisatawan ini tak mengindahkan larangan pemangku adat untuk berdoa di tempat terlarang. Wisatawan tersebut merasa bahwa dirinya sebagai kasta tertinggi di India sehingga tidak mengindahkan larangan tersebut.

Daftar Referensi

Author : Asti Anggun Pratiwi ( XII AKL 2 )

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *