QUARTER LIFE CRISIS

Mengapa kita bisa terjebak di umur kita yang menginjak 20 Tahun?

            Merasa terjebak dan tidak mempunyai arah tujuan hidup adalah salah satu ciri dari Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis, terjadi karena adanya Social Comparation Trap yang mungkin berasal dari ekspektasi yang tidak realistis dari diri sendiri maupun tuntutan dari faktor sosial termasuk keluarga atau sosial standar yang lain tentang diumur segini harus ngelakuin ini itu dan harus sukses atau segala macam. Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial. Seseorang yang mengalami quarter life crisis bahkan kerap mempertanyakan eksistensinya sebagai seorang manusia. Ada juga orang yang sampai merasa bahwa dirinya tidak memiliki tujuan hidup.

            Sebagai istilah dalam bidang keilmuan, istilah quarter life crisis sudah banyak dibedah dalam jurnal maupun karya ilmiah yang lain. Perlu diperhatikan juga bahwa quarter life crisis tidaklah sama dengan midlife crisis. Secara singkat perbedaan dari quarter life crisis dan midlife crisis adalah soal rentang usia. Jika quarter life crisis dialami oleh orang dengan rentang umur 20 sampai 30an tahun, midlife crisis dialami oleh orang-orang dengan rentang usia 40 sampai 60an tahun.

            Mengutip dari Jurnal Kognisia volume 3 nomor satu terbitan Februari 2020, Allison Black dalam bukunya berjudul Halfway Between Somewhere and Nothing menjelaskan soal quarter life crisis. Allison menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah kondisi krisis emosional yang bisa dicirikan dengan perasaan tak berdaya, terisolasi, ragu akan kemampuan diri sendiri dan takut gagal. Melanjutkan, quarter life crisis adalah perasaan takut dan cemas akan kehidupan di masa yang akan datang. Seperti kita tahu, masa depan memang penuh dengan misteri, baik soal karier, hubungan sosial, hingga pasangan hidup.

            Melansir dari tesis Terapi dengan Pendekatan Solution-Focused pada Individu yang Mengalami quarter life crisis, J.J. Arnett mengenalkan istilah emerging adulthood. Menariknya, klasifikasi usia yang mengalami quarter life crisis, menurut Arnett, ada pada rentang 18 hingga 29 tahun.

            Dari dua teori di atas bisa dipahami, baik Allison Black maupun J.J. Arnett, menganggap bahwa quarter life crisis adalah kondisi seseorang yang tidak stabil, akibat adanya tekanan dan tuntutan, serta perasaan takut akan kehidupan di masa yang akan datang.

Apa sih Quarter Life Crisis itu?

            Quarter life crisis secara Bahasa Indonesia artinya krisis seperempat abad. Dimana ini adalah sebuah fase yang ditandai dengan perasaan tidak yakin akan tujuan hidup, karier, hubungan, dan masa depan. Serta sering kali disertai kecemasan, depresi, dan rasa terbebani oleh ekspektasi sosial. Hal inilah yang membuat seseorang yang sedang dalam fase ini merasa tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.

            Quarter Life Crisis (QLC) hadir karena adanya berbagai tekanan atau tuntutan dari orang-orang dan lingkungan sekitar. Tekanan dan tuntutan ini biasanya mengenai pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang. Menurut peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, ada empat fase dalam Quarter Life Crisis (QLC)):

  • Fase Pertama, Seseorang akan merasa terjebak dalam suatu kondisi, baik itu dalam pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara atau ketiganya. Dia akan merasa berada di suatu keadaan yang begitu menjerat dan tidak mudah untuk keluar dari zona tersebut.
  • Fase Kedua, Pada fase ini seseorang akan merasa dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Ketika sadar akan posisinya yang rentan, dia akan berusaha keras untuk mengejar target dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Berhati-hatilah dalam melangkah karena jika kamu gagal dalam fase ini, maka akan kembali ke fase pertama. Bahkan bukan tidak mungkin dengan tingkat depresi yang lebih berat.
  • Fase Ketiga, Pada fase ini munculah keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Hal ini terjadi saat seseorang berhasil mencapai satu target dalam hidupnya. Sebagai contoh, ketika seseorang berhasil meraih gelar sarjana, maka akan timbul perasaan lega, bangga dan puas telah melewati fase perkuliahan. Hal ini tidak berlangsung lama, karena setelahnya dia akan merasa harus memupuk semangat lebih tinggi agar untuk mencari pekerjaan impian atau melanjutnya studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
  • Fase Keempat, merupakan fase timbulnya komitmen dalam diri terhadap pendidikan, pekerjaan atau hubungan asmara yang tengah dijalaninya. Pada fase ini, kamu siap menghadapi tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya

Lalu bagaimana ciri-ciri seseorang mengalami Fase Quarter Life Crisis?

            Quarter life crisis dapat dipicu oleh sejumlah faktor yang bersumber dari tekanan sosial, ketidakpastian masa depan. Berikut adalah ciri-ciri dari Quarter Life Crisis.

  • Mempertanyakan Tujuan Hidup,
  • Sosial Media Terasa Tidak Menyenangkan,
  • Melupakan Waktu Bersenang-senang,
  • Lingkungan Pertemanan Berubah,
  • Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai dengan keinginan diri sendiri atau sesuai dengan tuntutan keluarga dan masyarakat,
  • Khawatir akan tertinggal dalam ketidakpastian hidup seorang diri,
  • Merasa iri dengan teman sebaya yang sudah lebih dulu mencapai impiannya.

Quarter life crisis biasanya dimulai bila ada masalah “orang dewasa” yang muncul pertama kalinya pada hidup seorang dewasa muda. Dari ciri-ciri di atas adapun penyebab seseorang bisa berada di fase ini, antara lain:

  • Mengalami Permasalahan Finansial atau Pekerjaan,
  • Ragu dalam Mengambil Keputusan,
  • Tekanan dari Lingkungan Sosial,
  • Tekanan dari Lingkungan Sosial,
  • Perubahan dalam Hubungan dan Karier,
  • Menjalani hidup mandiri untuk pertama kalinya,
  • Menjalani hubungan romantis yang serius untuk pertama kalinya.

            Sebenarnya wajar jika Anda mengalami quarter life crisis. Namun, ini tidak boleh dianggap remeh, karena bila tidak dihadapi dengan bijak, quarter life crisis bisa berubah menjadi depresi. Disamping semua itu tentunya ada cara untuk mengatasi jika kita berada di dalam fase ini. Ada beberapa hal yang bisa kita terapkan ketika nerada di fase ini yaitu:

  • Berhenti membandingkan diri dengan orang lain,

Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuang-buang waktu dan membuat Anda semakin khawatir. Namun, tanamkan dalam pikiran Anda bahwa jawabannya mungkin tidak akan langsung ada. Fokus saja dengan bagaimana Anda bisa melewati satu hari dengan sebaik-baiknya.

  • Belajar mencintai diri sendiri,

Ketika sedang terjebak dalam quarter life crisis, Anda mungkin akan cenderung mengabaikan berbagai kenikmatan yang sebenarnya Anda miliki. Padahal, untuk mencapai tujuan dalam hidup, Anda perlu menghargai dan mencintai diri Anda terlebih dahulu. Jadi, mulailah perhatikan kebutuhan Anda, apa yang Anda suka, apa yang membuat Anda nyaman, dan apa yang ingin Anda coba lakukan. Kemudian, wujudkan mereka satu per satu passion Anda dimulai dari yang kecil terlebih dahulu. Tanpa Anda sadari, hal-hal kecil ini akan membuat hidup Anda lebih menyenangkan.

  • Temukan orang-orang yang bisa mendukung Anda,

Carilah orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda, atau orang-orang yang bisa menginspirasi dan membuat Anda menjadi orang yang lebih baik. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.

  • Ubah keraguan menjadi tindakan.

Misalnya, Anda bingung karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan. Di samping tetap menjalankan tanggung jawab Anda dalam bekerja, Anda bisa mulai mengisi waktu luang dengan relaksasi, menambah wawasan, mencari kelas online untuk menambah keterampilan, atau mengobrol dengan teman untuk mendapatkan solusi.

  • Kejar Minatmu

Luangkan waktu untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang kamu miliki. Apa yang membuat kamu bersemangat? Apa yang kamu sukai? Jangan sampai terjebak oleh tuntutan orang lain untuk melakukan berbagai hal yang tidak menjadi minatmu.

  • Stop Mencari Alasan

Berhentilah mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu. Beranikan diri untuk mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan dapat mengantarkan kamu pada kesuksesan yang lebih besar.

  • Susun Rencana dan Eksekusi

Tetapkan tujuan yang realistis dan terukur untuk diri sendiri. Buatlah rencana untuk mencapai tujuan tersebut, dan mulailah mengambil langkah kecil untuk mewujudkannya. Konsistensi dan disiplin adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.

  • Tetap Produktif

Cara berikutnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi quarter life crisis yaitu tetaplah produktif. Usahakan agar tetap aktif dan terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat. Menyibukkan diri dengan hal-hal positif dapat membantumu mengalihkan pikiran dari kecemasan dan keraguan diri. Ada banyak manfaat yang akan kamu dapatkan dengan menjadi produktif, yaitu pekerjaan lebih cepat selesai dan kamu akan mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sering menghantui.

Jangan khawatir, setelah melihat beberapa cara sederhana di mana kamu bisa mulai mengatur hidupmu agar lebih tertata, kamu bisa merasa lebih baik dan mengurangi rasa panikmu memasuki tahap pendewasaan. Tidak semua hal-hal keren yang kita lakukan di masa lalu akan tetap keren kalau diingat-ingat di masa depan. Jadi, relakanlah. Biarkan masa muda kita berada di tempatnya.

Author : Maria Nurwahidah Hariyanto ( XIl AKL 1 )

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *