Sejarah Kemanusiaan PMR

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Pada akhirnya PMI berhasil didirikan pada tanggal 17 September 1945 yang diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta. PMI merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional.

PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang disebut Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Oktober 1950. PMI sendiri memiliki wadah pembinaan yang berisikan para anggota remaja yang disebut dengan Palang Merah Remaja (PMR).

Organisasi PMR ini menjadi tempat untuk membina, membangun, dan mengembangkan karakter anggota remaja agar siap menjadi relawan PMI. PMR berpusat di sekolah-sekolah atau kelompok masyarakat seperti sanggar dan kelompok belajar. Anggota PMR pun menjadi salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana.

Perang dunia I tahun 1914-1918 menjadi titik awal berdirinya organisasi Palang Merah Remaja. Saat itu Austria yang tengah berperang melawan Perancis berinisiatif untuk mengerahkan anak-anak sekolah untuk ikut andil membantu. Mereka tidak diberangkatkan untuk berjuang mengangkat senjata, melainkan bertugas untuk mengumpulkan pakaian bekas dan bahan makanan untuk diberikan ke dapur-dapur umum dan rumah sakit darurat.

Di beberapa negara lainnya, banyak anak muda yang turut aktif membantu dalam pekerjaan Palang Merah. Apalagi, organisasi kepemudaan formal (mis: Girls Guides, Boy Scout) aktif membantu korban perang. Inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Palang Merah Remaja (PMR).

Palang Merah Indonesia (PMI) sejatinya dibentuk pada 3 September 1945, namun resminya berdiri sebagai organisasi ditetapkan pada tanggal 17 September 1945. Berdirinya Palang Merah Indonesia tidak langsung serta merta menjadi titik dibentuknya Palang Merah Remaja.

Setelah melalui proses yang panjang barulah pada 1 Maret 1950, setelah pelaksanaan kongres PMI ke-4, secara resmi Palang Merah Remaja Indonesia didirikan oleh Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman.

Palang Merah Remaja memiliki beberapa landasan yang cukup penting, antara lain:

Tujuh Prinsip PMR

  1. Kemanusiaan,
  2. Kesamaan,
  3. Kenetralan,
  4. Kemandirian,
  5. Kesukarelaan,
  6. Kesatuan,
  7. Kesemestaan.

Tri Bakti Palang Merah

  1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat,
  2. Berkarya dan berbakti di masyarakat,
  3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Delapan Tugas PMR

  1. Memberikan pertolongan pertama,
  2. Mengadakan kegiatan sosial,
  3. Menggalangkan dana kemanusiaan,
  4. Mengajak siswa hidup sehat,
  5. Mengurus dan menjaga UKS,
  6. Selalu siaga bencana,
  7. Menjaga kesehatan lingkungan para anggota,
  8. Melakukan aksi sosial.

Tugas-tugas tersebut dilakukan oleh para anggota PMR yang berada di sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA. Dengan adanya kegiatan yang bermanfaat seperti PMR, maka setiap tanggal 1 Maret diperingati sebagai Hari Palang Merah Remaja Indonesia. Dengan adanya PMR, Indonesia telah menciptakan sejarah baru melalui kegiatan yang dapat menolong orang lain dan diri sendiri. Semakin banyak sejarah terukir maka akan semakin kuat bangsa tersebut.

Author : Maria Nurwahidah ( XII AKL 1 )

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *