Wolbachia, Bill Gates dan DBD

Akhir-akhir ini di media sosial beredar teori konspirasi seputar pemanfaatan bakteri Wolbachia. Namun, apakah sebenarnya Wolbachia itu?

Wolbachia sejatinya adalah bakteri yang terdapat secara alami pada 50-70% serangga, termasuk nyamuk. Bakteri ini bermanfaat untuk mengurangi kemampuan nyamuk Aedes untuk menularkan virus DBD. Wolbachia dapat menginfeksi nyamuk Aedes dan mengubah cara virus DBD bereplikasi di dalam tubuh nyamuk. Selain itu, Wolbachia bisa memicu respons kekebalan tubuh nyamuk sehingga virus DBD tidak dapat berkembang biak.

Bakteri Wolbachia dapat mengurangi siklus hidup nyamuk Aedes, sehingga jumlah nyamuk pembawa virus DBD menjadi berkurang. Pemanfaatan bakteri ini telah diterapkan UGM melalui World Mosquito Program (WMP) di berbagai kecamatan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Kontroversi dan teori-teori konspirasi diawali dari pernyataan Prof. Richard Claproth yang mengkritik penyebaran nyamuk Wolbachia di Denpasar. Dari pendapat tersebut, banyak tafsiran-tafsiran yang bernuansa politis. dr. Siti Fadilah Supari juga menyatakan bahwa penyebaran nyamuk Wolbachia membawa risiko bagi kesehatan dan bisa menimbulkan penyakit baru. Pernyataan ini turut meningkatkan tafsiran dan kepercayaan yang tidak berdasar di beberapa kalangan masyarkat. Pada kenyataannya, pendapat ini berbeda dengan fakta ilmiah bahwa penyebaran nyamuk pembawa Wolbachia berhasil mengurangi jumlah nyamuk pembawa virus DBD. Fakta dari UGM juga menunjukkan bahwa bakteri Wolbachia telah terbukti efektif menurunkan kasus DBD hingga 77%.

Ada klaim bahwa penyebaran 240 juta nyamuk Bionik Wolbachia di Depasar, Bali merupakan program berbahaya yang diprakarsai kaum globalis. Namun, World Mosquito Program yang memrakarsai program ini masih berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengembangan bakteri Wolbachia. WMP sendiri didukung oleh Yayasan filantropi milik Bill Gates. Hal inilah yang mungkin memicu prasangka bahwa pemilik perusahaan teknologi berada di balik program ini dan memiliki kepentingan tertentu. Wolbachia sesungguhnya bukan buatan Bill Gates sebab dia hanya salah satu pendana. Manfaat Wolbachia sendir pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Australia dari Monash University pada tahun 2011. Tentu saja Bill Gates tidak menggunakan bakteri Wolbachia untuk memasukkan mikrochip ke dalam tubuh manusia melalui vaksinasi.

Manusia dan hewan telah terpapar Wolbachia selama jutaan tahun. Paparan ini terjadi baik melalui kontak dengan serangga, melalui memakan serangga, atau melalui makanan yang terpapar serangga. Namun dalam kurun waktu tersebut tidak ada laporan dampak negatif oleh bakteri ini. Meskipun hidup pada nyamuk, namun bakteri Wolbachia tidak menyebabkan penyebaran virus Japanese encephalitis seperti yang disangkakan oleh beberapa pihak. Virus Japanese encephalitis hanya ditularkan oleh nyamuk Culex (vektor Malaria), bukan oleh nyamuk Aedes (vektor DBD).

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *