Apa itu literasi?
Sejak manusia pertama kali menciptakan tulisan ribuan tahun yang lalu, pada saat itulah literasi dimulai. UNESCO menjelaskan bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan yang nyata, khususnya keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dimana keterampilan yang dimaksud diperoleh, dari siapa keterampilan tersebut diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Menurut UNESCO, pemahaman seseorang mengenai literasi ini akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nila-nilai budaya serta pengalaman. Berdasarkan pemahaman tersebut, kita dapat melihat bahwa literasi sangatlah penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia, karena literasi ini bisa menjadi kunci untuk menjadikan masyarakat lebih berpengetahuan dan beradab.
Mengingat begitu pentingnya literasi dalam kehidupan, pemerintah menggalakkan keterampilan literasi di tingkat sekolah dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan ini ditandai dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan menambah wawasan siswa akan buku-buku yang menarik. Namun kegiatan tersebut tidak serta merta memberikan peningkatan literasi yang signifikan di sekolah. Tergelitik dengan minimnya minat baca siswa di sekolah dan rendahnya minat siswa akan literasi, terbersit sebuah gagasan “Mengapa tidak menjadikan kegiatan literasi sebagai kegiatan organisasi siswa? “
Ekstrakurikuler Pejuang Literasi
Ekstrakurikuler Pejuang Literasi terbentuk berawal dari inisiatif 6 siswa kelas X pada tahun 2018. 6 siswa tersebut berasal dari program keahlian Akuntansi dan Teknik Kendaraan Ringan. Dari kebiasaan menghabiskan waktu di perpustakaan setiap istirahat, mereka memiliki gagasan untuk membentuk ekstrakurikuler yang belum ada di sekolah. Mereka ingin ada kegiatan siswa yang dilakukan di ruang perpustakaan.
Perpustakaan Smechatwolasma memiliki desain yang unik dan menarik. Selain itu, perpustakaan juga dilengkapi dengan beraneka ragam koleksi buku yang menarik. Sangat disayangkan jika tidak banyak siswa yang menikmatinya. Didorong keinginan untuk mengajak banyak teman datang berkunjung ke perpustakaan, 6 siswa ini menginisiasi terbentuknya ekstrakurikuler Pejuang Literasi. Nama “Pejuang Literasi” dipilih oleh Ibu Kartika Ajeng Anggraeni M.Pd. selaku pembina karena menurut beliau, terbentuknya ekstrakurikuler ini buah dari perjuangan siswa.
Sejak awal berdiri hingga kini, Pejuang Literasi melaksanakan pertemuan rutin setiap hari Selasa sepulang sekolah. Kegiatan Pejuang Literasi tidak hanya didominasi dengan kegiatan membaca, namun juga mempublikasikan karya tulisan lewat media sosial, membuat karya kreatif dari limbah plastik dan kertas, serta membantu pelayanan Perpustakaan Smechatwolasma.
Prestasi Pejuang Literasi
Anggota Pejuang Literasi juga berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa, seperti :
- Pada tahun 2018, berhasil mengantongi juara 1 lomba menulis esai tingkat Kota Malang yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang.
- Pada tahun 2019 berhasil memperoleh juara 1 lomba Kreasi Mading 3 Dimensi se Malang raya yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang.
- Pada tahun 2019 berhasil meraih Juara 1 Lomba Sudut Baca Vokasi Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
- Pada tahun 2023 beberapa anggota Pejuang Literasi berhasil menjuarai beberapa lomba menulis yang diselenggarakan oleh MediaGuru.
Pentingnya Gerakan Literasi Sekolah
Apa yang mendorong Pejuang Literasi berupaya meningkatkan keterampilan literasi warga sekolah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita lihat disekitar kita, banyak para remaja kini yang sangat bergantung pada teknologi, hal ini tentu bisa berdampak positif maupun negatif. Dengan semakin berkembangnya zaman, dan semua hal menjadi serba instan, membuat para remaja – remaja generasi penerus bangsa bersikap acuh terhadap literasi. Bahkan tidak jarang, para remaja terjebak dalam informasi yang menyesatkan.
Melihat fenomena tersebut, Pejuang Literasi dibawah bimbingan Perpustakaan Smechatwolasma berupaya membantu pihak manajemen sekolah untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Secara khusus, Pejuang Literasi di bawah bimbingan Perpustakaan Smechatwolasma bertujuan menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah; meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan; dan menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Upaya Ekstrakurikuler Pejuang Literasi
Demi mensukseskan Gerakan literasi Sekolah, Pejuang Literasi SMKN 12 Malang menunjukkan komitmen yang kuat untuk mempromosikan budaya membaca. Kami memastikan stok buku di perpustakaan sekolah selalu terawat dan relevan dengan aktif mengawasinya. Selain itu, kami juga aktif dalam membantu pembaca dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Para Pejuang Literasi muda ini mempromosikan pentingnya membaca di masyarakat tidak hanya di sekolah. Kami mengadakan kelas mendongeng, kompetisi menulis, dan pameran karya siswa. Pejuang Literasi tidak hanya berupaya meningkatkan minat baca siswa namun juga meningkatkan kreativitas dan kemampuan komunikasi siswa. Kami juga berusaha untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Literasi Nasional. Lomba memberi siswa kesempatan untuk mengevaluasi kemampuan mereka dan memperoleh pengalaman berharga.
Kami sadar, upaya kami dalam meningkatkan keterampilan literasi siswa membutuhkan peran serta seluruh warga sekolah dan masyarakat. Untuk itulah kami –anggota pejuang Literasi mengajak seluruh siswa dan warga SMKN 12 Malang untuk giat berliterasi dimulai dari rajin mengunjungi perpustakaan, sering membaca buku, dan aktif menghasilkan karya tulis yang memberikan manfaat untuk masyarakat.
Salam Literasi,
Kami Datang – Kami Membaca – Kami Berkarya