Kegiatan Perkotaru 2024 yang diselenggarakan pada 20-21 September 2024 di SMK Negeri 12 Malang menjadi ajang asah mental bagi para calon anggota baru Gugus Ambalan Aswatama-Sita. Acara ini, yang wajib diikuti oleh seluruh siswa baru, dibuka secara resmi oleh Kak Suryanto, Pembina Gugus Ambalan.
Sejak awal, Perkotaru dirancang untuk melatih ketangguhan mental dan kemampuan adaptasi peserta, yang sebagian besar merupakan remaja generasi milenial.
Meskipun Perkotaru 2024 berjalan sesuai jadwal, banyak calon anggota baru menghadapi tantangan dalam asah mental mereka. Kendala yang muncul tidak terlepas dari kurangnya kemampuan adaptasi terhadap lingkungan kegiatan yang berbeda dari keseharian mereka.
Beberapa peserta terlihat kesulitan dalam mengikuti materi dan kegiatan regu yang berlangsung di lapangan indoor Smechatwolasma. Barak kelompok yang ditempatkan di ruang-ruang kelas SMK juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi mereka yang belum terbiasa dengan kondisi serba terbatas dan lingkungan luar yang minim fasilitas.
Salah satu sorotan utama dari Perkotaru 2024 adalah ketidaksiapan mental yang banyak ditemukan pada para peserta. Asah mental yang sulit dihadapi peserta mencakup beberapa aspek penting, seperti:
- Barang bawaan tidak sesuai ketentuan: Banyak peserta membawa barang yang tidak berkaitan dengan kegiatan Perkotaru, menunjukkan kurangnya pemahaman dan persiapan terkait aturan acara.
- Kekompakan kelompok: Para calon anggota baru sering mengalami kesulitan dalam bekerja sama, seperti terlihat dalam lambatnya kesiapan berbaris saat apel, kurangnya ketertiban saat pembagian makanan, dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan.
- Kurangnya rasa hormat: Banyak peserta lebih asyik berinteraksi dengan teman se-sirkel daripada memperhatikan panitia dan kakak pembina, menunjukkan tantangan dalam membangun sikap saling menghormati.
- Sulit beradaptasi sosial: Ketidakmampuan menerima perbedaan sosial dan beradaptasi dengan lingkungan baru menjadi hambatan tersendiri, menghalangi mereka untuk membuka diri terhadap pengalaman baru.
- Merespon kegiatan secara salah: Beberapa peserta menganggap kegiatan Perkotaru lebih sebagai acara seremonial atau pertunjukan, ditunjukkan dengan keriuhan yang mereka buat di berbagai sesi kegiatan.
- Gagap dengan alam bebas: Peserta yang tidak terbiasa dengan suasana alam bebas terlihat kaget dan tidak nyaman saat harus menghadapi malam tanpa penerangan, suara binatang malam, serta lingkungan gelap sebelum penyalaan api unggun.
Namun, asah mental yang diberikan melalui Perkotaru 2024 mulai menunjukkan hasil pada hari terakhir. Meskipun peserta tampak lelah, perlahan-lahan mereka mulai beradaptasi dengan lingkungan dan situasi yang baru. Kedisiplinan, kerja sama, dan kemampuan bertahan di alam bebas mulai terlihat, meskipun masih dalam tahap awal.
Kakak-kakak anggota Gugus Ambalan berharap, setelah Perkotaru 2024, para calon anggota baru akan menjadi lebih tangguh, siap secara mental, dan mampu beradaptasi dengan lebih baik dalam kegiatan kepramukaan selanjutnya.
Apresiasi besar juga diberikan oleh alumni dan senior-senior ambalan yang hadir mendukung adik-adiknya yang bertugas sebagai panitia. Mereka mengapresiasi dedikasi dan semangat yang ditunjukkan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam acara ini, menjadikan Perkotaru sebagai wadah asah mental yang efektif bagi generasi muda.
Kami alumni yang hadir tadi merasa bangga melihat perkembangan teman-teman di Ambalan Aswatama Sita yang mau meneruskan perjuangan kami para alumni mulai angkatan 1 sampai hari ini yang sudah mencapai angkatan 11 dan akan terus berlanjut.
Semoga semangat perjuangan tetap menyala dan Aswatama Sita tetap Jaya! Terimakasih atas sambutan baiknya dan semoga silaturahim pengurus dan alumni tetap terjaga.
Dasadharma akan selalu menjadi pegangan kami, dan semboyan NATAS (Diciptakan dan lahir atas kehendak Tuhan), NITIS (Hidup mengikuti hukum dan takdir Tuhan), NETES (Mati dan kembali kepada Tuhan), akan selalu kami ingat.