Malang, 10 Oktober – Dalam upaya untuk membawa pembelajaran menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan bermakna, siswa-siswa Program Keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV) telah mengambil langkah inovatif dengan memasukkan konsep daur ulang bahan bekas ke dalam mata pelajaran dasar mereka. Di bawah bimbingan Bapak Drs. S. Hadi Ansori, kegiatan ini dimulai pada tanggal 21 September sebagai bagian dari elemen materi K3LH, dan hasilnya kini sudah menghasilkan produk berupa pot-pot tanaman yang unik.
Dari Galon Bekas ke Pot-Pot Tanaman yang Kreatif
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menerapkan konsep daur ulang bahan bekas, dengan bahan daur ulang utama berupa galon air minum dalam kemasan. Namun, yang membuat kegiatan ini menjadi lebih menarik adalah pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran. Siswa-siswa dilibatkan dalam proses kreatif yang terstruktur, yang melibatkan beberapa tahapan, seperti memotong galon sesuai bentuk yang diinginkan, membuat sketsa pada galon menggunakan spidol, mengecat galon dengan warna dasar terlebih dahulu, dan melanjutkan melukis dan mewarnai galon sesuai sketsa yang dibuat. Setiap tahapan selalu diikuti dengan pengeringan galon agar proses pelukisan dan pewarnaan tidak menghasilkan bercak.
Pembelajaran Kolaboratif yang Memuaskan
Kegiatan ini dijalankan secara berkelompok, memungkinkan siswa-siswa untuk belajar bekerja sama dalam tim, berkolaborasi dalam menghasilkan karya seni yang kreatif. Selain mengembangkan keterampilan sosial mereka, siswa juga belajar untuk mengelola hambatan yang mungkin muncul selama proses kolaboratif ini. Ini menciptakan kesempatan yang sangat berharga bagi mereka untuk mengasah keterampilan interpersonal, seperti komunikasi, negosiasi, dan pemecahan masalah.
Tantangan dan Hambatan
Penulis, yang juga siswa peserta kegiatan pembelajaran ini memetik pengalaman mengelola tantangan dan hambatan, di antaranya :
- Perbedaan pendapat, di mana orang dalam kelompok mungkin memiliki ide yang berbeda-beda yang bisa mengarah pada konflik.
- Koordinasi, yaitu cara mengatur waktu dan peran dalam kelompok bisa menjadi sulit.
- Pembagian tugas, di mana timbul kesulitan untuk membagi tugas secara adil dan efisien karena sebagian anggota dari kelompok memiliki keinginan pribadi
- Komunikasi yang kurang antara anggota kelompok. Banyak pesan yang salah dimengerti atau yang belum disampaikan
- Kontribusi yang tidak merata, di mana beberapa anggota lebih aktif daripada anggota yang lain.
Kelebihan dan Peluang
Namun, selain hambatan, penulis sendiri juga merasakan banyak kelebihan dan peluang pada pembelajaran yang menyenangkan ini, antara lain :
- Kolaborasi: Bekerja bersama dapat menghasilkan ide-ide kreatif dan solusi yang lebih baik.
- Pembagian beban kerja: Dengan berbagi tugas, pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat.
- Pembelajaran: Semua dapat belajar dari anggota kelompok yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang berbeda.
- Dukungan: Anggota kelompok dapat saling memberikan dukungan emosional dan motivasi sehingga semakin kecil kemungkinan untuk terjadi konflik
- Kesempatan sosial: Bekerja kelompok bisa menjadi kesempatan untuk membangun hubungan sosial yang baik.
Hasil yang Memuaskan dan Berkelanjutan
Hasil dari kegiatan daur ulang ini adalah pot-pot tanaman yang sangat unik dan kreatif. Setiap pot memiliki karakteristik yang berbeda, mencerminkan kreativitas dan inovasi siswa-siswa DKV. Selain sebagai produk seni yang indah, pot-pot tanaman ini juga memiliki nilai fungsional, mendukung konsep keberlanjutan dengan mendaur ulang bahan bekas dan memberikan rumah baru bagi tanaman.
Pembelajaran di Luar Kelas yang Mengesankan
Pembelajaran ini tidak hanya memberikan pengalaman yang menyenangkan tetapi juga memperluas pengertian siswa tentang tempat pembelajaran. Dengan mengadakan kegiatan di taman depan kelas, siswa mendapatkan pengalaman yang berbeda dari pembelajaran tradisional di dalam kelas. Ini menciptakan ikatan yang lebih kuat antara siswa dengan alam dan membantu mereka lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Kegiatan pembelajaran melalui daur ulang bahan bekas ini adalah contoh bagaimana pendidikan dapat menjadi lebih kreatif, interaktif, dan berkesan. Ini juga membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus terbatas pada teori di dalam kelas, tetapi dapat memasukkan elemen praktis yang memberikan hasil nyata dan berkelanjutan. Semoga program-program seperti ini terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masa depan pendidikan dan keberlanjutan lingkungan.