Implementasi Pembinaan Ketarunaan Dalam Rangka Membentuk Karakter Siswa Kelas X Di SMKN 12 Malang

Drs. Suryanto, M.Pd.[1]

Latar Belakang

Sekolah memiliki kewajiban memberikan pendidikan bagi peserta didik, tidak hanya bertanggungjawab dalam mencetak siswa yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga unggul dalam jati diri, karakter dan kepribadian. Dalam mewujudkan kewajiban dan tanggungjawab tersebut, sekolah harus memiliki kondisi lingkungan yang kondusif dalam segala aspek pelaksanaan manajemen pendidikan. Hal ini dapat dicapai jika dalam penanganannya menerapkan kedisiplinan yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, keteraturan dan ketertiban yang sangat dibutuhkan suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Sekolah yang menegakkan disiplin diharapkan akan menjadi sekolah yang berkualitas, karena dengan konsep kedisiplinan segala yang telah kita rumuskan sebagai arah perbaikan sekolah menjadi lebih mudah untuk dicapai. Kedisiplinan dapat menjadi instrumen dalam rangka peningkatan mutu sekolah yang dari waktu ke waktu dituntut untuk selalu menggambarkan grafik yang menanjak.
Salah satu aspek penting di sekolah yang menjadi perhatian adalah bagaimana menciptakan budaya disiplin pada siswa. Selama berada di lingkungan sekolah siswa sangat diharapkan menampakkan nilai-nilai kedisiplinan yang tercermin melalui perilaku sesuai norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Perhatian sekolah yang begitu besar terhadap kedisiplinan siswa tidak lain tujuannya adalah agar siswa mampu belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang bermanfaat baginya beserta lingkungannya, sehingga di lingkungan sekolah secara khusus dapat tercipta kemanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas.

Keinginan menjadi sekolah yang diperhitungkan tidak lepas dari sejauh mana penerapan disiplin bagi siswa dalam seluruh aspek pelaksanaan pendidikan. Mereka akan lebih giat belajar dan memiliki motivasi yang tinggi untuk berkembang jika didukung oleh lingkungan yang kondusif melalui disiplin sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, faktor kedisiplinan memiliki peranan penting dalam peningkatan kualitas sekolah serta perbaikan nilai atau moral siswa dengan meminimalisir perilaku negatif siswa dari pelanggaran tingkat ringan hingga  pelanggaran tingkat berat, seperti kasus membolos, perkelahian, menyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting penegakan disiplin di sekolah.

Pokok Permasalahan

Agar pelaksanaan disiplin siswa dapat berjalan efektif maka perlunya dilaksanakan kegiatan pembentukan karakter melalui implementasi pembinaan katarunaan yang dimulai dari siswa kelas X, dengan harapan saat siswa nanti di kelas XI dan XII sudah terbiasa dengan karakter baik.

Selanjutnya penerapan disiplin akan lebih mudah dilaksanakan, sehingga membantu sekolah dalam mengontrol perilaku kesehariaan siswa yang bertujuan mengarahkan mereka agar selalu berada pada koridor tata tertib dan mencegah terjadinya pelanggaran serta penyimpangan perilaku dari siswa.

Tujuan Implementasi

  • Menguatkan budaya kerja siswa dan lulusan SMK yang berakhlak mulia, jujur, disiplin dan kompetitif,
  • Menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbudaya Indonesia,
  • Menghadirkan sumberdaya manusia lulusan SMK yang memiliki mental paripurna serta fisik yang kuat,
  • Melahirkan generasi pekerja professional dan pembelajar yang berkepribadian Indonesia.

Ruang Lingkup Implementasi

  • Workshop dengan tema penguatan budaya kerja yang diikuti oleh pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, dengan narasumber yang kompeten,
  • Penguatan pembentukan karakter kerja bagi peserta didik melalui pembinaan kedisiplinan dan ketarunaan dengan kegiatan latihan peraturan baris-berbaris,
  • Penguatan keruhanian bagi peserta didik. Bagi yang beragama Islam kegiatannya meliputi kajian tujuh menit (kultum), melafadzkan surat-surat pendek Alquran, do’a-do’a keseharian dan sholat Dhuha. Bagi yang beragama non Islam melaksanakan secara mandiri.
  • Penguatan kerjasama tim bagi peserta didik melalui kegiatan dinamika kelompok dengan tujuan meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok.

Hasil Implementasi

  • Peserta didik terbiasa untuk lebih disiplin dalam mengelola waktu dan kegiatan belajar di sekolah,
  • Peserta didik terbiasa dalam hal mengontrol diri untuk dapat menepati jadwal pembelajaran,
  • Peserta didik terbiasa dalam hal sikap optimis dalam meraih masa depan,
  • Peserta didik terbiasa bekerja sama dengan orang lain,
  • Peserta didik terbiasa menumbuhkan kepedulian terhadap beragam kegiatan di sekolah,
  • Peserta didik terbiasa membiasakan diri untuk bersikap jujur dan tanggung jawab,
  • Peserta didik merasa puas dan lebih percaya diri,
  • Peserta didik dapat mengerti dan memahami karakter yang baik.

Simpulan

Kegiatan implementasi pembinaan ketarunaan bagi peserta didik sangat diperlukan, karena sangat bermanfaat dan sangat berpengaruh untuk menguatkan budaya kerja peserta didik dan lulusan SMK yang berakhlak mulia, jujur, disiplin dan kompetitif, menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berbudaya Indonesia, menghadirkan sumberdaya manusia lulusan SMK yang memiliki mental paripurna serta fisik yang kuat, dan melahirkan generasi pekerja professional dan pembelajar yang berkepribadian Indonesia.

Sangkalan

Artikel ilmiah ini sudah pernah dimuat di MALANG POSCO MEDIA, Edisi Kamis, 8 Juni 2023, Halaman 4

Lampiran


[1] Kepala SMK Negeri 12 Malang, Guru SMK Berprestasi Kota Malang 2015, 2019. Pernah belajar di UNS – UM – Sandwich di UTHM Malaysia


Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *