Jalan Menuju Bendera, Paskibra SatraPamulya

Paskibra Satrapamulya adalah sebuah tim prestisius yang terpilih dari para murid-murid berbagai kelas, yang bertugas untuk mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, setiap tanggal 17 Agustus. Anggota Paskibra dipilih melalui proses seleksi yang ketat yang melibatkan aspek fisik, mental, dan intelektual dan dipandu oleh tim utama ekstrakurikuler Paskibra.

Seleksi dan Tantangan

Seleksi anggota Paskibraka di Satrapamulya dilakukan dengan cara mendatangi setiap kelas X dan memilih siswa yang mengajukan diri untuk mengikuti kegiatan ini. Para calon anggota kemudian ditanya apakah mereka sebelumnya pernah mengikuti ekstrakurikuler paskibra atau tidak. Tahap seleksi terdiri dari dua tes, yaitu tes fisik dan tes PBB (Peraturan Baris Berbaris). Tes pertama ialah tes fisik, tes fisik dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan fisik para calon anggota, terutama dalam hal ketahanan fisik saat beraktivitas dalam waktu lama. Calon anggota juga diuji melalui push-up, sit-up, dan back-up, dan dipilih yang terbaik. Tes kedua adalah tes PBB, yang sangat diutamakan dalam seleksi ini. Tes PBB mencakup evaluasi sikap sempurna, jalan di tempat, langkah tegap maju, dan gerakan hormat. PBB sangat diperlukan untuk memastikan hasil yang terbaik dalam acara ini.

Perekrutan anggota Paskibraka di Satrapamulya tidak langsung berjalan dengan lancar. Banyak calon anggota yang tidak diizinkan oleh orang tua mereka untuk ikut serta karena khawatir putra-putri mereka akan kelelahan. Padahal, secara fisik mereka cukup kuat dan memiliki motivasi sangat besar untuk terlibat dalam kegiatan ini. Pengibaran bendera pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah acara yang sangat sakral. Upacara ini tidak hanya sebagai simbol penghormatan terhadap bendera Merah Putih, tetapi juga sebagai penghormatan kepada perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka demi kemerdekaan bangsa. Oleh karena itu, hanya individu-individu terpilih yang memiliki dedikasi, semangat, dan komitmen yang tinggi yang dapat dipercaya untuk menjalankan tugas mulia ini.

Membangun Karakter dan Disiplin

Saat masa pelatihan dimulai, tahap pertama yang dilalui adalah pembuatan Tanda Pengenal (TP) yang bertujuan untuk memberi identitas bahwa siswa tersebut telah resmi mengikuti kegiatan Paskibraka. Setelah itu, calon anggota mulai berlatih gerakan langkah tegap maju dengan durasi panjang. Latihan ini bertujuan untuk membangun kekuatan dan ketahanan fisik. Pasukan 8 diberikan materi khusus tentang formasi, karena mereka akan menjadi pasukan utama yang mengibarkan bendera Merah Putih.

Selama latihan, anggota Paskibra juga diajarkan kedisiplinan yang mencakup tata cara dan pola makan yang baik, sikap duduk yang sopan, serta berkomunikasi dengan orang lain secara santun. Hal ini dilakukan untuk membentuk karakter yang baik, disiplin, dan penuh hormat dalam diri setiap anggota, yang merupakan esensi penting dari seorang Paskibra.

Pelatihan Intensif

Anggota Paskibra Satrapamulya tahun ini dilatih langsung oleh pelatih dari satuan ini yang bernama Bang Tegar (PPI KOTA MALANG 2014) dan Bang Veri (Purna Paskibra SMK 3 Malang), yang didampingi oleh para Purna Paskibra Satrapamulya (PPS). Selain itu, mereka juga didampingi oleh kakak senior dari kelas XI dan XII yang bertugas membimbing anggota. Setiap pagi, setelah melakukan pemanasan, mereka diajak untuk berlari pagi terlebih dahulu agar otot tidak terlalu kaget saat latihan dimulai.

Selama masa latihan, para anggota Paskibra Satrapamulya dihadapkan pada tantangan fisik dan mental yang luar biasa. Setiap gerakan diperiksa dengan teliti, setiap langkah harus sempurna, dan mereka terus-menerus didrill tanpa henti. Bagi mereka yang belum sepenuhnya menguasai Peraturan Baris-Berbaris (PBB), pelatihan privat diadakan secara khusus, bukan hanya untuk mengejar ketertinggalan, tetapi juga untuk menyulut semangat dalam diri mereka yang hampir padam. Dalam peluh dan rasa lelah yang tak terelakkan, ada tekad yang terus tumbuh.

Setelah menjalani latihan intensif selama setengah hari, para siswa yang kelelahan itu akhirnya diberi kesempatan untuk beristirahat. Dalam tidur yang singkat namun berharga, mereka memulihkan energi, mempersiapkan diri untuk menghadapi kegiatan berikutnya yang tak kalah menantang. Saat mata terbuka kembali, mereka tidak langsung kembali ke baris, melainkan dibawa ke dalam momen kebersamaan yang hangat melalui sesi ice breaking.

Di sela-sela tawa dan canda yang terdengar, permainan dan kegiatan yang disuguhkan bukan sekadar untuk bersenang-senang. Ini adalah waktu yang digunakan untuk saling mengenal lebih dalam, untuk merasakan beratnya perjalanan ini bersama-sama, dan untuk menemukan kekuatan dalam solidaritas. Dalam momen-momen itu, persahabatan dibangun, ketegangan yang sempat ada perlahan mencair, dan rasa kebersamaan menjadi kunci bagi mereka untuk terus melangkah maju.

Tantangan dan Kendala

Sebelumnya, pada awal Maret 2024, sebagian kakak pembimbing dari kelas XI mengikuti tes atau seleksi untuk penerimaan Calon Paskibraka Kota Malang. Dari banyaknya peserta yang mendaftar, yaitu lebih dari 1.000 anak, mereka tetap optimis dalam kegiatan ini. Setelah melalui beberapa seleksi, hasilnya cukup baik karena meskipun hanya satu yang lolos, ia adalah Ezyza Fadia Warda dari kelas XI BCF, yang akrab dipanggil Jijah. Ia terpilih menjadi PASKIBRAKA KOTA MALANG 2024, mewakili SMKN 12 Malang.

Meskipun para kakak pembimbing belum berkesempatan menjadi PASKIBRAKA KOTA MALANG, namun hal ini tidak menjadi hambatan bagi mereka untuk terus berkontribusi dan mengharumkan nama sekolah. Mereka tetap semangat dalam melatih dan memberikan dukungan kepada adik-adik kelas, dengan harapan ada yang bisa lolos menjadi PASKIBRAKA KOTA MALANG pada tahun berikutnya, saat peringatan hari kemerdekaan yang ke-80.

Kegiatan kakak pembimbing bukan sekadar tugas biasa. Mereka adalah pejuang yang tanpa kenal lelah membagi waktu antara mengajar anggota pengibar dan mempersiapkan LKBB Schoolicious Good Day, sebuah tantangan besar yang mereka hadapi sejak awal Agustus hingga menjelang perayaan HUT RI Ke-79. Usai mendidik para junior mereka, kakak-kakak senior ini kembali berlatih hingga malam, menolak menyerah pada lelah yang menghantui. Dengan semangat yang terus menyala, mereka mengerahkan seluruh tenaga, menjalani latihan intensif yang dipenuhi dengan berbagai teknik dan strategi. Setiap gerakan dan formasi dipoles dengan ketelitian luar biasa, menuntut kesempurnaan tanpa kompromi.

Kerja keras dan pengorbanan mereka membuahkan hasil yang layak untuk dikenang. Dengan penuh kebanggaan, mereka berhasil memenangkan lomba tersebut dan meraih Juara Umum 1 dan berhak tampil di Grand Final Provinsi Jawa Timur. Kemenangan ini bukan sekadar piala atau gelar, tetapi bukti nyata bahwa Paskibra Satrapamulya adalah kekuatan yang tak bisa dianggap remeh, sebuah lambang kejayaan yang membawa nama sekolah melangkah lebih jauh menuju kesempurnaan. Semangat pantang menyerah dan dedikasi yang tak tergoyahkan telah menorehkan sejarah, menunjukkan bahwa kerja keras dan tekad baja akan selalu mengantarkan pada kemenangan yang gemilang.

Simbol Komitmen dan Penghormatan

Membentuk pasukan yang baik tidaklah mudah. Anggota yang berkualitas tercipta dengan adanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Para senior selalu mengingatkan peserta untuk mengerjakan tugas setelah selesai latihan, serta mendorong mereka untuk bijak dalam membagi waktu antara latihan dan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, mereka dapat tetap fokus dalam latihan tanpa mengabaikan tanggung jawab akademik mereka.

Pada hari Kamis, 15 Agustus 2024, peserta pengibar melakukan pengukuhan. Proses pengukuhan ini dilakukan di Lapangan Indoor SMKN 12 Malang, yang diikuti oleh seluruh peserta pengibaran, seluruh kakak pengajar dari kelas XI dan XII, serta pelatih Paskibra Satrapamulya. Tujuan pengukuhan ini adalah peresmian anggota pengibar bendera yang akan mengibarkan bendera pada hari kemerdekaan nanti.

Rangkaian acara pengukuhan yang pertama ialah, peserta pengibar mengucapkan Ikrar Putra Putri Indonesia yang berguna untuk menegaskan komitmen dan tekad mereka sebagai anggota Paskibra. Kemudian, dilanjutkan dengan Pelepasan Tanda Pengenal (TP) yang sudah menjadi identitas mereka selama pelatihan. Selanjutnya adalah Penyematan LK Putih (Lencana Kepemimpinan) sebagai simbol anggota Paskibra tingkat SMA yang sudah mengikuti kegiatan pengibar di masing-masing wilayah sekolah, serta penyematan atribut seperti evolet Paskibra. Evolet tersebut diletakkan di bahu mereka karena terpasang logo Paskibra, dan evolet berwarna hijau dengan gambar logo Paskibraka Indonesia. Juga dilakukan penyematan garuda. Setelah penyematan, terdapat amanat dari pelatih Paskibra Satrapamulya yang mengucapkan terima kasih dan selamat atas kegiatan ini.

Setelah penyematan, acara dilanjutkan dengan membasuh wajah dengan air kembang dan mencium bendera merah putih sebagai simbol penghormatan dan kecintaan terhadap negara. Penyematan Lencana Kepemimpinan (LK) juga dilakukan oleh kakak pengajar kelas XI, LK Hijau untuk latihan perintis Pemuda (Anggota paskibraka tingkat Kota/Kabupaten & Provinsi) sebagai perintis untuk generasi generasi emas selanjutnya.

Mengenang Perjuangan Para Pendahulu, Mengukuhkan Tekad

Proses pengukuhan tidak hanya dilakukan di lapangan indoor, setelah itu mereka dibawa ke Bale Batik untuk perenungan. Saat menuju Bale Batik, mereka menutupi mata mereka dengan hasduk dan memegang pundak saudara mereka untuk menuju Bale Batik, di mana mereka dituntun oleh kakak pengajar dari kelas XI dan XII. Di Bale Batik, mereka melakukan proses perenungan yang menjelaskan tentang bagaimana jerih payah orang tua yang telah mengizinkan dan mendidik mereka untuk menjadi anggota pengibar bendera merah putih ini. Selama kegiatan perenungan, peserta merasa sedih dan banyak yang menangis karena mereka menyadari beratnya tanggung jawab dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk mencapai posisi ini. Untuk menutupi rasa sedih setelah perenungan, mereka ditunjukkan video proses latihan mereka selama satu bulan penuh. Mereka terharu karena tidak lagi merasakan latihan panas dan capek, meskipun latihan tersebut menyenangkan.

Setelah perenungan di Bale Batik, peserta pengibar menuju ke Lapangan Besar SMKN 12 Malang. Di situ, mereka berkumpul menjadi satu menghadap ke tiang bendera. Mereka merangkul saudara mereka dan memegang tiang bendera, sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk rasa syukur dan kebanggaan atas pencapaian mereka. Di akhir acara pengukuhan, mereka bersalaman dan mengucapkan terima kasih kepada kakak pengajar dari kelas XI dan XII beserta pelatih dan alumni yang telah setia melatih mereka dengan baik. Saat itu juga mereka memberikan surat kesan pesan untuk kakak pengajar dari kelas XI dan XII.

Langkah Mengawal Bendera

Sabtu, 17 Agustus 2024, pukul 03.00 WIB, mereka sudah berkumpul di sekolah untuk persiapan upacara. Persiapan dimulai dari makeup dan memakai seragam PDU lengkap. Pada pukul 06.00 WIB, dilakukan proses perenungan dan briefing dari pelatih, guru, dan purna paskibra untuk anggota pengibar agar proses mengibarkan bendera tidak mengalami kesalahan teknis. Setelah perenungan, pukul 07.00 WIB, anggota pengibar bendera diarahkan menuju lapangan besar untuk melaksanakan upacara hari kemerdekaan yang sangat dinantikan ini. Pembaca tata upacara telah mengucapkan kalimat, “Penghormatan kepada bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.” Anggota pengibar sudah siap menunjukkan hasil dari latihan satu bulan ini.

Zakya, sebagai danton pasukan pengibar, mengucapkan aba-aba dengan penuh semangat dan lantang. Tata dan Tirza dari pasukan 8 mengambil bendera utama yang akan dikibarkan. Setelah itu, Tata menyerahkan bendera Merah Putih kepada Gracia sebagai pembawa baki untuk menuju depan tiang bendera. Rayyan sebagai pembentang membentangkan bendera dengan sangat bagus dan tegas, sementara Fahim sebagai penarik tali memastikan bendera Merah Putih sudah berada di ujung tiang sesuai dengan intonasi lagu Indonesia Raya. Suasana pagi itu terasa sangat bahagia dan terharu karena bendera telah dikibarkan tanpa kesalahan sedikit pun.

Akhir Tugas Mulia

Setelah upacara Hari Kemerdekaan yang khidmat dan penuh makna berakhir, para anggota pengibar, dengan seragam mereka yang rapi dan bendera yang telah berkibar dengan sempurna, berkumpul bersama Bapak Kepala Sekolah dan para guru. Di wajah mereka terpancar kelegaan yang dalam, seolah semua usaha, latihan keras, dan pengorbanan yang tak terhitung telah terbayar lunas. Saat sesi foto dimulai, tak hanya kilatan kamera yang menangkap momen itu, tetapi juga rasa haru yang menyelimuti, menyatukan mereka dalam kebanggaan yang tak terkatakan.

Setelahnya, dengan penuh rasa hormat, mereka bersalaman dengan para guru, satu per satu. Dalam setiap jabat tangan, ada ucapan terima kasih yang tulus, sebuah pengakuan atas bimbingan dan dukungan yang telah mengantarkan mereka ke titik ini. Tangan yang gemetar karena kelelahan kini menggenggam erat tangan para pendidik mereka, seolah ingin menyampaikan betapa mereka menghargai setiap arahan, setiap teguran, dan setiap dorongan semangat yang telah diberikan.

Ketika langkah mereka diarahkan menuju Bale Batik untuk sesi makan, suasana berubah menjadi lebih hangat dan penuh kebahagiaan. Di sana, sambil menikmati hidangan yang disajikan dengan penuh kasih, mereka mendengarkan sambutan dari guru, alumni, dan pelatih. Kata-kata yang diucapkan bukan sekadar formalitas, melainkan ungkapan tulus yang menyentuh hati—sebuah apresiasi atas dedikasi mereka dalam menjalankan tugas mulia ini. Setiap suap makanan terasa lebih lezat, karena di baliknya ada rasa lega dan bangga yang kini mengisi setiap sudut hati mereka. Dalam momen itu, mereka bukan lagi sekadar siswa biasa; mereka adalah pahlawan muda, penjaga kehormatan bendera, yang telah menjalankan tugasnya dengan penuh heroisme.
Dari kegiatan ini, mereka tidak hanya mendapatkan teman baru, tetapi juga pengalaman yang sangat berharga. Mereka diberikan stiker dan sertifikat sebagai penghargaan atas dedikasi mereka dalam mengibarkan bendera Merah Putih di SMKN 12 Malang saat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79. Kegiatan ini juga menjadi pelatihan yang penting bagi mereka yang bercita-cita untuk masuk dalam PASKIBRAKA KOTA MALANG 2025.

Kenangan dan Lembaran Baru

Keseluruhan pengalaman ini mengajarkan anggota Paskibra Satrapamulya tentang kedisiplinan, kerja keras, dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang luar biasa. Melalui latihan intensif, kebersamaan dalam tim, serta dukungan dari para pelatih, guru, dan kakak senior, mereka berhasil melaksanakan tugas mulia ini dengan sempurna. Momen kebersamaan dan solidaritas yang terjalin selama proses pelatihan akan menjadi kenangan yang tak terlupakan, sekaligus menjadi fondasi kuat bagi mereka untuk terus mengharumkan nama sekolah dan bangsa. Semangat dan dedikasi yang mereka tunjukkan patut diacungi jempol.

Selamat kepada seluruh anggota Paskibra Satrapamulya yang telah berhasil menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan kebanggaan. Teruslah bersemangat, dan semoga pengalaman ini menjadi langkah awal yang gemilang untuk meraih prestasi lebih tinggi di masa depan!

Jurnalis : Pradita Fany Noermandy (XI DKV 1)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *