Mayor Hamid Rusdi adalah seorang pahlawan asli Malang yang dikenal gigih dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada masa Agresi Militer Belanda II (1948-1949), Hamid memimpin pasukan gerilya di wilayah Malang. Beliau bersama pasukannya kerap berpindah tempat, mulai dari Sumbersuko, Tajinan, hingga pegunungan Buring, untuk menghindari serangan musuh. Dengan keahlian strategi yang cerdas, ia berhasil menggagalkan berbagai upaya Belanda untuk merebut Malang. Namun, pada 7 Maret 1949, akibat informasi yang bocor dari mata-mata, pasukan Belanda berhasil menyergapnya di desa Wonokoyo. Di sinilah Hamid Rusdi, bersama dua ajudannya, gugur ditembak di tepi sungai Sekar Putih.
Jambore Patriot NKRI dan Longmarch Mayor Hamid Rusdi
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Malang kembali menggelar acara Jambore Patriot NKRI ke-3. Kegiatan ini juga diiringi dengan Longmarch perjuangan Mayor Hamid Rusdi yang bertujuan untuk mengenang jasa sang pahlawan. Tahun ini, rute longmarch dimulai dari Balai Kota Malang dan berakhir di Desa Wonokoyo, RT.05, Kecamatan Kedungkandang.
Selama perjalanan menuju garis finis, para peserta diarahkan untuk menyusuri jalur sungai, lokasi di mana Mayor Hamid Rusdi bersama ajudan dan saudaranya dieksekusi oleh pasukan Belanda. Napak tilas ini bukan sekadar ajang jalan kaki, tetapi juga sarana menghidupkan kembali semangat juang para pahlawan kepada generasi muda. Hamid Rusdi, yang lahir di Desa Sumbermanjing, Kecamatan Pagak, kini menjadi simbol ketangguhan dan keberanian warga Malang.
Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari siswa SD hingga pelajar SMA/SMK. Salah satu peserta, Ambalan Aswatama-Sita, turut berpartisipasi dan berhasil meraih Juara 1 dalam Lomba Kothek’an. Dalam lomba tersebut, mereka memanfaatkan alat-alat tradisional seperti kentongan, galon bekas, dan angklung untuk membawakan lagu “Indonesia Pusaka” dan “Prau Layar”.
Ragam Kegiatan dan Kompetisi yang Meriah
Selain longmarch, rangkaian acara Jambore Patriot NKRI juga diisi dengan berbagai lomba yang kreatif dan edukatif, antara lain Lomba Orasi/Pidato tentang Pahlawan, Lomba Busana Pahlawan beserta naratornya, serta Lomba Fotografi. Tidak hanya itu, kegiatan Battle Yel-yel dan Pentas Seni turut memeriahkan suasana di malam hari. Seluruh rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap Tanah Air.
Mayor Hamid Rusdi: Pelopor Bahasa Walikan di Malang
Selain dikenal sebagai pejuang tangguh, Hamid Rusdi juga memiliki kontribusi dalam mengembangkan bahasa walikan, sebuah bahasa sandi yang dibalik susunan hurufnya, yang digunakan oleh para pejuang Malang untuk menghindari penyadapan oleh mata-mata Belanda. Bahasa walikan yang populer di kalangan warga Malang hingga kini, seperti kata “arek” menjadi “kera” atau “ngalam” yang berarti “Malang”, berakar dari kreativitas dan taktik cerdas para pejuang pada masa itu, termasuk Hamid Rusdi.
Hamid Rusdi Sang Pandu
Berdasarkan sejumlah sumber, Hamid Rusdi memang tercatat aktif dalam kegiatan kepanduan, yang kemudian menjadi bagian dari cikal bakal gerakan Pramuka di Indonesia. Aktivitasnya di kepanduan memberikan kontribusi penting dalam pembentukan karakter dan nasionalisme, terutama bagi pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan. Sebagai seorang tokoh dari Malang, ia dikenal tidak hanya dalam bidang militer, tetapi juga sebagai sosok yang membimbing generasi muda melalui kegiatan kepanduan untuk menanamkan semangat cinta tanah air dan keberanian menghadapi penjajah.
Kegiatan pramuka atau kepanduan yang diikuti Hamid Rusdi berperan dalam membangun jaringan perlawanan yang kuat di Malang, terutama dalam melatih keterampilan dan kedisiplinan para pemuda sebagai bekal perjuangan kemerdekaan. Keterlibatannya ini merupakan bagian dari upayanya untuk menginspirasi semangat juang di kalangan pemuda agar tidak hanya terampil secara fisik, tetapi juga memiliki mental dan karakter yang tangguh.
Dengan semangat dan kontribusi yang ditinggalkan oleh Mayor Hamid Rusdi, acara seperti Jambore Patriot NKRI dan napak tilas ini menjadi penting untuk terus menghidupkan rasa kebanggaan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Generasi muda diharapkan dapat terus menghargai dan melestarikan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh pahlawan-pahlawan kita.